Para Pria Dikakinya

Ringkasan
Kisah ini tentang percintaan yang berkembang antara seorang putri cantik dan beberapa bangsawan, diceritakan melalui berbagai posisi yang mereka alami bersama.
Sepenggal Kisah : Malam Kelahiran Kembali
Sedikit demi sedikit, Xie Qingluan memulihkan sensasinya yang berangsur-angsur hilang.
Mengapa ia diselimuti kabut udara panas yang membubung? Bukankah ia sudah mati dalam dingin yang membekukan, dalam perjalanannya yang diselimuti salju menuju pengasingan?
Mungkinkah ini kehangatan lembap Danau Oblivion? Dan mungkinkah tangan-tangan yang menjalar di tubuhnya adalah sentuhan para Penjaga Dunia Bawah?
Dia berusaha keras untuk membuka matanya, tetapi kelopak matanya terlalu berat untuk diangkat.
Di tengah kabut yang menyelimuti pikirannya, ia merasakan desakan bibir penuh tanya di bibirnya sendiri – begitu lembut, namun tegas dengan panas yang mendesak. Ujung lidahnya menusuk jauh ke dalam mulutnya. Lidah itu membuka paksa gigi-giginya dan melilit lidah mungilnya, begitu kuat hingga seolah mencoba menelannya bulat-bulat.
Lapis demi lapis, jubahnya terkelupas, perlahan memperlihatkan kulitnya yang putih bagaikan batu giok dan bentuk tubuh mungilnya yang indah.
Tangan-tangan hangat membentuk diri di gundukan lembut bersaljunya, dan mulai meremas dagingnya dengan hasrat yang membara. Kuncup-kuncup kecil di dadanya memerah dan mengeras menjadi ujung-ujung merah tua yang tajam. Kuncup-kuncup itu bergetar ringan, memikat bagai bunga plum merah yang mekar di puncak-puncak bersalju.
Sambil membungkuk, pria itu menggigit ujung merahnya. Ia menggigit dan mengisap lembut kuncup itu, tak mau melepaskannya sedetik pun. Pada saat yang sama, ia mengusap pinggang rampingnya untuk meraba dan meremas gundukan beludru bokongnya.
Sensasi geli ringan mulai menjalar dari dadanya. Perlahan-lahan, geli itu menjalar ke seluruh tubuhnya, dan ia mulai gemetar tanpa menyadarinya.
Tangan-tangan hangat itu terus meluncur ke bawah. Membelah kakinya yang ramping dan indah dengan mudah, dan kekerasan yang membakar di selangkangannya mendorong di antara pahanya, menekan dagingnya yang halus dan lembut. Kemudian, ia mulai menggodanya.
Menggiling pelan-pelan. Menyikut pelan-pelan.......
